AS_SIT

Kamis, 15 Februari 2018

Prospek Budi Daya Sidat di Situbondo

Perkembangan sidat, ikan air tawar yang menyerupai ular di wilayah Situbondo  terus menggeliat.

Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Bpk. Yulianto ada sekitar 12 kelompok tani yang sudah melakukan pembesaran sidat di Situbondo. 

Produksi sementara  per tahun sekitar 10 ton dengan kualitas ekspor. Sidat banyak digunakan sebagai bahan makanan di restoran-restoran Jepang, Korea, Singapura dan Taiwan bahkan Ikan sidat sudah merambah kenegara Eropa sehingga   harga sidat mulai merangkak naik cukup cukup mahal.

Hal tersebut bisa terjadi karena sampai saat ini  masih belum ada teknologi yang bisa menghasilkan bibit Sidat karena ikan yang berbentuk seperti ular tersebut mempunyai siklus hidup yang unik. Untuk mendapoatkan  bibit sidat masih tergantung pada tangkapan alam, karena Sidat betelur di wilayah laut dalam dan besar di air tawar.

Sementara itu, Gus kodir (50) Ketua assosiasi Pembudi daya Sidat jawa Timur yang bertempat tinggal  di wilayah Desa Mangngaran Situbondo, menjelaskan, kemaren-kemaren  ia mendapatkan bibit Sidat masih dari luar Kabupaten situbondo.

Biasanya pemesanan bibit sidat dari Mentawai, Cilacap, Pelabuhan Ratu, dan Lampung. Tetapi saat ini pemesanan Sidat bebagai ukuran bisa di pesan di cv. Buana Surya yaitu di Bpk. Subhan No. HP. 085204019992 / 087857702322. 

Biasanya  bibit sidat dengan ukuran 'finger" dengan isi per kilo sekitar60 s/d 70 ekor, "1 kilogram ukuran finger dalam waktu 8 bulan akan menghasilkan kurang lebih 25 s/d 30  Kg  sidat Konsumsi dengan harga jual sekitar Rp 150.000 per kilogram. Kenapa 8 bulan? karena di usia tersebut ukuran sidat antara 3 ons sampai 6 ons dan siap dikonsumsi," ungkapnya.

Tapi Sidat juga mempunyai golden size antara 2,5 ons hingga 3,5 ons, ukuran itu yang sering di cari restoran-restoran Jepang sebagai bahan Unagi. 

Sementara ini penjualan sidat  banyak di jual ke Bandung, Jakarta, Surabaya dan Bali. Ada juga yang di ekspor, tapi untuk memenuhi permintaan dalam negeri saja sudah kewalahan. Jadi berapa pun banyaknya Sidat selalu laku jadi enggak pernah khawatir susah penjualannya. Banyak pembeli yang langsung mendatangi pembudidaya sidat.

Sedangkan untuk tempat pembesaran, bisa  memanfaatkan sungai yang di alirkan ke kolam-kolam kecil namun paling bagus bisa menggunakan air bor yang lebih bersih dan higenis. Air untuk Sidat harus mengalir, agar sidatnya bergerak dan banyak makan, karena jika airnya diam maka Sidat akan malas makan, dan sisa pakan yang tidak termakan akan menghasilkan racun untuk sidat.

Untuk  bahan pakan bisa  melakukan riset sendiri dengan mencampur tepung ikan, dedak halus, tepung jagung, tapioka, dan rumput laut hingga berbentuk seperti pasta. Normalnya makanan yang diberikan lima persen dari berat Sidat, tapi juga bisa  di tambah menjadi 7,5 persen agar cepat panen tapi tentu dengan memperkuat aliran sungai, karena sidat akan bergerak lebih cepat.

Prediksi budidaya Sidat di Situbondo akan terus berkembang pesat karena Sidat menjadi salah satu hidangan utama yang terpopuler di Jepang. Selain Unagi ada juga Unadon, sidat bakar yang disajikan di atas nasi. Sedangkan Sidat sendiri di Jepang sudah menjadi ikan langka dan hanya 30 persen sidat dari Jepang sendiri yang digunakan sisanya yang ekspor salah satunya dari wilayah Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar